Tak hanya menjadi tuan rumah, Bojonegoro juga akan menampilkan fosil-fosil temuan dari Bojonegoro yang saat ini disimpan di Museum 13, Panjunan, Kecamatan kalitidu serta yang disimpan oleh beberapa pemerhati sejarah dan kepurbakalaan. Fosil-fosil ini akan dikumpulkan dan didata oleh komunitas Banyu Nggawan Bodjanegara (BNB) yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro.
“Kita siapkan fosil paus milik Supangat, anggota Koramil Temayang, fosil-fosil laut seperti echinodermata dan lobster milik Agung dari Kecamatan Balen,” ujar Nunung Dianawati, Ketua BNB yang juga seorang arkeolog.
Selain fosil-fosil tersebut, Kabupaten Bojonegoro juga memiliki temuan fosil stegodon atau gajah purba seperti bagian gading dan fosil tanduk kerbau (Bubalus karabau). Fosil-fosil ini saat ini tersimpan di Museun 13 di desa Panjunan, Kecamatan kalitidu yang dikelola oleh Hary Nugroho. “Diharapkan dengan adanya pameran ini bisa membuka pengetahuan para pelajar dan masyarakat Bojonegoro tentang sejarah Bojonegoro di masa lampau,” lanjutnya.
Dengan banyaknya temuan fosil laut terutama lobster, hal ini menurut ahli geologi mengindikasikan bahwa Bojonegoro pada jutaan tahun yang lalu adalah laut dalam. Karena lobster hanya hidup di laut dalam. “Nah, informasi seperti inilah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Bojonegoro,” imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar